Matematika
adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir. Matematika pada hakekatnya
adalah suatu ilmu yang cara bernalarnya deduktif formal dan abstrak. Penyampaian
ilmu matematika pada tingkat dasar harus berhati-hati didalam menanamkan konsep
matematika yang bersifat deduktif dan abstrak karena cara berfikir anak-anak
pada tingkat tersebut masih pada tahap operasi konkret.
Matematika
berasal dari bahasa latin mathematica,
yang pada mulanya diambil dari bahasa Yunani, mathematike, yang berarti “relating
to learning” (pembelajaran langsung). Jadi berdasarkan etimologis (Elea
Tinggih, 1972:5), perkataan matematika berarti “ilmu pengetahuan yang diperoleh
dengan cara bernalar”. Hal ini bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui
penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktifitas dalam dunia
rasio (penalaran), sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi
atau eksperimen disamping penalaran.
Sampai
saat ini belum ada pengertian (definisi) tunggal tentang matematika. Berbagai
pendapat muncul tentang pengertian matematika tersebut, dipandang dari
pengetahuan dan pengalaman masing-masing yang berbeda. Ada yang mengatakan
bahwa matematika itu bahasa simbol; matematika adalah bahasa numerik;
matematika adalah bahasa yang dapat menghilangkan sifat kabur, majemuk dan
emosional; matematika adalah metode berfikir logis; matematika adalah sarana
berfikir; matematika adalah logika pada masa dewasa; matematika adalah ratunya
ilmu sekaligus menjadi pelayannya; matematika adalah ilmu yang mempelajari
hubungan pola, bentuk dan struktur; matematika adalah ilmu yang abstrak dan
deduktif; matematika adalah aktifitas manusia.
Matematika Sebagai Ilmu Deduktif
Matematika Sebagai Ilmu Deduktif
Matematika
dikenal sebagai ilmu deduktif. Ini berarti proses pengerjaan matematika harus
bersifat deduktif. Matematika tidak menerima generalisasi berdasarkan
pengamatan ( induktif ), tetapi harus berdasarkan pembuktian deduktif. Meskipun
demikian untuk membantu pemikiran, pada tahap-tahap permulaan memerlukan
contoh-contoh khusus atau ilustrasi geometris.
Perlu
pula diketahui bahwa baik isi maupun metode mencari kebenaran dalam matematika
berbeda dengan ilmu pengetahuan alam apalagi dengan ilmu pengetahuan umumnya.
Metode mencari kebenaran yang dipakai oleh matematika adalah ilmu deduktif,
sedangkan ilmu pengetahuan alam adalah metode induktif atau eksperimen. Namun
dalam matematika mencari kebenaran itu bisa dimulai dengan cara induktif,
tetapi selanjutnya generalisasi yang benar untuk semua keadaan harus bisa
dibuktikan secara deduktif. Dalam matematika, suatu generalisasi, sifat, teori
atau dalil belum dapat diterima kebenarannya sebelum dapat dibuktikan secara deduktif.
Matematika Sebagai Ilmu Terstruktur
Matematika Sebagai Ilmu Terstruktur
Matematika
mempelajari tentang pola keteraturan, tentang struktur yang terorganisasikan.
Hal itu dimulai dari unsur-unsur yang tidak terdefinisikan (undefined terms, basic terms, primitive terms) kemudian pada unsur
yang didefinisikan, ke aksioma/ postulat, dan akhirnya pada teorema
(Ruseffendi, 1980: 50). Konsep – konsep matematika tersusun secara hierarkis,
terstruktur, logis, dan sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana
sampai pada konsep yang paling kompleks. Dalam matematika terdapat topik atau
konsep prasyarat sebagai dasar untuk memahami topik atau konsep selanjutnya.
Sebagai contoh dapat dilihat susunan
topik-topik dalam matematika yang harus dipelajari terlebih dahulu untuk sampai
pada topik persamaan. Untuk sampai pada topik persamaan tersebut haruslah
melalui jalur – jalur pasti yang telah tersusun. Sebaliknya apabila jalur-jalur
tersebut dilanggar, maka konsep persamaan tidak akan tertanam dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar