Pembelajaran
kooperatif tipe TAI merupakan metode pembelajaran dengan kelompok heterogen
yang memberikan informasi untuk memahami suatu konsep matematika. TAI dirancang
khusus untuk mengajarkan matematika. Matematika TAI (Team Accelarate Instruction) di prakarsai sebagai usaha merancang sebuah bentuk pengajaran individual
yang bisa menyelesaikan masalah-masalah yang membuat metode pengajaran individual
menjadi tidak efektif (Slavin, 1995: 98). Dalam TAI Siswa bekerja sama antar
kelompok dalam usaha memecahkan masalah. Dengan demikian dapat memberikan
peluang kepada siswa yang berkemampuan rendah untuk dapat meningkatkan
kemampuannya karena termotivasi oleh siswa lain yang mempunyai kemampuan yang
lebih tinggi. Diharapkan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika akan meningkat sehingga hasil
belajar siswa juga akan meningkat.
Slavin
(1995: 98) mengatakan bahwa “TAI math
began as an attemt to design a form of individualized instruction that would
solve the problems that had made earlier individualized programs ineffective”. Yang
maknanya adalah matematika TAI diprakarsai sebagai usaha merancang sebuah
bentuk pengajaran individual yang bisa menyelesaikan masalah-masalah yang
membuat metode pengajaran individual menjadi tidak efektif. Dengan membuat
siswa bekerja dalam tim-tim kooperatif dan mengemban tanggung jawab mengelola
dan memeriksa secara rutin, saling membantu satu sama lain dalam menghadapai
masalah, dan saling memberi dorongan untuk maju, maka guru dapat membebaskan
diri mereka dari pengajaran langsung kepada sekolompok kecil siswa yang homogen
yang berasal dari tim-tim siswa yang heterogen.
Adapun
TAI menurut Slavin (1995: 7) adalah sebagai berikut :
however, the
individualization that is part of TAI makes it quite different from STAD and
TGT. In mathematics, most concepts buld on earlier one. If the earlier concept
were not mastered the later ones will be difficult or imposible to learn; a
student who cannot substract or multiply will be unable to master on division,
a student who does not understand fractional concept will be unable to
understand what a decimal is, and so on. In TAI, student work at their own
levels, so if they lack prerequisite skills they can build a strong foundation
before going on. Also, if student can progress more rapidly, they need not wait
for the rest of the class.
Bagaimanapun,
individualisasi adalah bagian dari TAI yang membuatnya berbeda dari STAD dan
TGT. Dalam matematika, kebanyakan konsep berdasar pada konsep sebelumnya. Jika
konsep awal tidak dikuasai, dikemudian hari siswa akan kesulitan mempelajari
lebih lanjut, seorang siswa yang tidak bisa pengurangan atau perkalian akan
tidak mampu menguasai pembagian, seorang siswa yang tidak mampu memahami konsep
pecahan akan tidak mampu memahami apa itu desimal, dan seterusnya. Dalam TAI,
para siswa bekerja berdasarkan level mereka sendiri, jadi jika mereka kurang
trampil dalam materi prasyarat mereka dapat membangun pondasi yang kuat sebelum
melajutkan. Juga, jika para siswa dapat maju lebih cepat, mereka tidak perlu
menunggu yang lain yang belum selesai.
Model
pembelajaran kooperatif tipe TAI ini memiliki 8 komponen, kedelapan komponen
tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Teams yaitu
pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa.
2.
Placement Test yaitu
pemberian pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar
guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.
3.
Curriculum materials yaitu
materi yang dikerjakan oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang ada.
4.
Team Study yaitu
tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru
memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkan. Para siswa
mengerjakan unit – unit mereka dalam kelompok mereka atau dengan kata lain
siswa diberikan untuk mengerjakan soal secara individu terlebih dahulu kemudian
setelah itu mendiskusikan hasilnya dengan kelompok masing – masing.
5.
Team Score and Team Recognition yaitu
pemberian score terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria
penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang
dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
6.
Teaching Group yaitu
pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.
7.
Fact test yaitu
pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.
8.
Whole-Class Units yaitu
pemberian materi oleh guru kembali diakhir waktu pembelajaran dengan strategi
pemecahan masalah.
(Slavin, 1995).
Adapun tahap-tahap
dalam model pembelajaran TAI adalah sebagai berikut.
1.
Guru menyiapkan materi bahan ajar yang
akan diselesaikan oleh kelompok siswa.
2.
Guru memberikan pre-test kepada siswa
atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa
pada bidang tertentu. (Mengadopsi komponen Placement Test).
3.
Guru memberikan materi secara singkat.
(Mengadopsi komponen Teaching Group).
4.
Guru membentuk kelompok kecil yang
heterogen tetapi harmonis berdasarkan nilai ulangan harian siswa, setiap
kelompok 4-5 siswa. (Mengadopsi komponen Teams).
5.
Setiap kelompok mengerjakan tugas dari
guru berupa LKS yang telah dirancang sendiri sebelumnya, dan guru memberikan
bantuan secara individual bagi yang memerlukannya. Siswa terlebih dahulu
diberikan kesempatan untuk mengerjakan LKS secara individu, baru setelah itu
berdiskusi dengan kelompoknya. (Mengadopsi komponen Team Study).
6.
Ketua kelompok melaporkan keberhasilan
kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya dan siap untuk diberi
ulangan oleh guru.
7.
Guru memberikan post-test untuk
dikerjakan secara individu. (Mengadopsi komponen Fact Test).
8.
Guru menetapkan kelompok terbaik sampai
kelompok yang kurang berhasil (jika ada) berdasarkan hasil koreksi. (Mengadopsi
komponen Team Score and Team Recognition).
9.
Guru memberikan tes formatif sesuai
dengan kompetensi yang ditentukan.
Keuntungan dan
kelemahan pembelajaran kooperatif tipe TAI.
Keuntungan pembelajaran
kooperatif tipe TAI adalah sebagai berikut.
1.
Siswa yang lemah dapat terbantu dalam
menyelesaikan masalah;
2.
Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama
dalam suatu kelompok;
3.
Siswa yang pandai dapat mengembangkan
kemampuan dan
ketarmpilannya;
4.
Adanya rasa tanggung jawab dalam
kelompok dalam
menyelesaikan
masalah.
Kelemahan pembelajaran
kooperatif tipe TAI adalah sebagai berikut.
1.
Siswa yang kurang pandai secara tidak
langsung akan
menggantungkan
pada siswa yang pandai;
2.
Tidak ada persaingan antar kelompok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar